Pak Fendi
"Aku ingin bertemu bapak" ujar teman saya yang tahun lalu pernah menjadi muridnya dalam event Belajar Bersama Maestro. Dia mendapat kabar jika Pak Fendi akan ke Lasem Rembang Jawa Tengah. Tentu saja sangat berapi api semangatnya untuk bertemu bapak tersebut.
1 Desember 2018 kebetulan ada waktu, karena teman saya akan bertemu pak Fendi. Saya meminta izin untuk ikut bersamanya ke daerah Pecinan di Rembang itu. Dan memang bertemu salah satu maestro fotografer Indonesia ini adalah impian dari beberapa orang, yang termasuk saya.
Rumah OEI
2 jam dari Kota Bojonegoro untuk sampai ke Rumah OEI. Nantinya akan di singgahi beberapa fotografer dari Jakarta itu. Sampai di rembang tidak langsung menyapa rumah OEI karena jadwal kedatangan Pak Fendi pukul 13.00. Setelah pusing mencari tempat untuk menunggu dan tidak satupun menarik ingin kami, di putuskanlah menunggu di Rumah OEI dengan alasan bisa bertemu langsung ketika beliau datang.
Setiba di OEI, tidak berselang lama. Inova hitam dan ELF orange berhenti untuk menurunkan penumpangnya. Sontak teman saya berlari memeluk Bapaknya "pak fendi... Jumpa bapak juga akhirnya". Bersalam salam kepada semua fotografer tersebut sambil berjalan menuju kursi hijau di Pelataran Cafe OEI.
Bersapa Kabar, Keberangkatan, Berhenti dimana saja, semua terucap dari mulut dengan mata berbinar bertemu pak Fendi. Beberapa dari kami memesan makan dan minum sejenak beristirahat dan bercengkrama. Satu demi satu meninggalkan kursi hijau tersebut dan masuk kedalam bangunan yang di hiasi kenangan keluarga OEI TJIN.
Didiet Maulana
Entah kenapa saya terfokus dengan Nikon Z series dan orang beransel hitam dengan ikat kain di leher. Ternya beliau adalah salah satu Brand amasador dari Nikon Indonesia dan salah satu desaigner ternama di Indonesia. "Mas didit ya ?" sontak kaget dengan tangan menjulur bersalaman dengannya. Mungkin ini namanya menyelam sambil mimun air. Beberapa bincangan kami mengarah kepada lasem yang membuat Desaigner handal ini selalu ingin kembali. "Lasem adalah bagian dari saya. Di sini semua adalah keluarga saya".
Dengan keburu beliau memotret bebrapa aksesoris di OEI, temannya sudah menunggu utnuk melanjutkan perjalan. "Maftuh, terus memotret ya. Semangat" Ujar beliau sebelum berlari menuju Mobil silver dengan pintu terbuka.
Rara
Sembari menunggu penari gambyong belum tiba, kami memuaskan diri berfoto di beberapa tembok berhiaskan foto Keluarga OEI dan Quotes dari beberpa tokoh dunia. Di sisi depan ada pak Sis, menggerakkan jarinya menjepret kaca berisi laminasi Baju lawas.
Di depan terlihat kilau mahkota dari logam yang tersinar matahari. Penari itu mulai masuk dan di sambut hangat oleh beberapa fotografer Ibuk ibuk yang sedang menikmati kopi pesanannya. di bawa masuk ke rumah dan berkenalan dengan para fotografer handal yang menunggunya.